![]() |
hidup_bagaikan_sepeda_tua |
Pagi
itu, aku jumpai seorang kakek tua dengan mengendarai sepeda otel tuanya.
(suasana
di pedesan), setiap pagi...aku jumpai kakek tua pengendara sepeda tua itu.
kring...kring...
sapa
lembut dan di iringi dengan senyum, si kakek tua menyapa aku. Lalu ku iringi
dengan lari pagi bersama kakek pengendara sepeda tua itu
kring...kring...
bunyi
lagi menyapa setiap saat warga yang ia lewati, sungguh kakek tua nan rama (kataku
dari hati). aku terus berlari kecil, berlari kecil beriringan dengan kakek
pengendara sepeda tua itu.
sampailah
dipersimpangan jalan, ia berhenti dan ia menyuruhku berpisah disini.
entahlah..sebab
apa ia menyuruh aku berpisah dipersimpangan jalan ini.
kala
itu waktu masih pukul 07.15 pagi, hari itu juga libur. jadi aku mengambil
keputusan untuk ikut bersama kakek tua itu. sungguh pemandangan yang luar biasa
kala pagi itu ku jumpai.
kakek
pengendara sepeda ontel tua itu, dikala ia tersenyum kulit kriput di pipinya
terlihat
di kala
ia tertawa gigi sebelas di depan terlihat, sungguh kakek tua yang sangat
memberikan aku semangat, sungguh pemandangan yang luar biasa, kakek tua yang
jauh-jauh pergi
ia
pergi dengan mengendarai sepeda ontel tua itu dan tibahlah ditempat tujuan
apa
yang ia lakukan...dengan senyum kriput nan indah jika dipandang kala melihat
aku, dengan kedua tangan menggemgam cangkul.
semata
untuk bercocok tanam, tanaman apa yang hendak ia buat dengan cangkul itu, ia
menanam sayur sayuran di sebuah kebun sayur yang tak seberapa luas.
ia
sudah tua
kalian
tau itu...
seumuran
kakek tua itu seharusnya dimana?
tahukah kalian,
sungguh
semangat hidup yang amat luar biasa
aku
sempat bertanya kala itu
kek
kenapa kakek harus melakukan semua ini
melakukan
pekerjaan yang tak seharusnya engkau lakukan
setiap
pagi engkau harus berjalan mengendarai sepeda ontel tua
masih
ada anak anak kakek yang tak disuruh pun ia ikhlas membantumu
kenapa??
Dengan
tersenyum..kakek tua itu menjawab?
nak,
“Embah ngelakoni iki semata gawean mbah dewe
embah
orak gelem nyusake anak anak mbah
lagian
mbah isek kuat
dan
mbah seneng ngelakoni iki kabeh
itulah
jawaban kakek tua itu
sungguh
tergugah hatiku mendengarnya
sungguh
hati yang sangat mulia yang di miliki kakek tua itu
lantas
kenapa aku bilang hidup bagaikan sepeda tua
iya
sesab sepeda itu walaupun ia sudah tua ia tetap berjalan
ia
dapat memberikan jalan kemana kita hendak pergi
lantas
cerita diatas apa yang dapat kita ambil
banyak
yang hendak kita ambil
salah
satunya kakek tua mengajarkan kepada kita
hidup
itu tidak untuk di ratapi
hidup
itu bukan untuk di sesali
tapi
hadapi hidup itu dengan tidak menyusahkan
kalau
kita sudah meratapi, menyesali hidup kita
tentunya
kita menyusahkan orang yang disamping kita
menyusahkan
diri kita sendiri
tak
terlebih menyusahkan kedua orang tua kita
so
jalanilah hidup itu dengan hal yang kau sukai
kalau
kita sudah menyukai
hal
apapun itu yakinlah masa depan ada digenggamanmu
kalua
kita sudah menyukai
pastikan
kebahagiaan ada ditangan kita
sebab
kebahagiaan adalah melakukan pekerjaan
yang
merupakan hal yang kita senangi, yang datangnya dari mimpi kita sendiri
0 comments:
Post a Comment