Semua berawal dari tekat dan harapan yang kuat hingga kini
aku sampai di titik dimana aku akan menggapai impianku. Memang ku akui itu,
untuk menggapai impin itu tak muda seperti kita membalikan tangan. Dan aku
masih teringan jelas perkataan hati ini “Bila waktu sudah tiba semua akan indah
pada waktunya. Yakinlah terhadap rencana Allah akan berbicara melalui bahasa
yang indah dan tak terduga. Meskipun kadang terlihat tidak mungkin sejak awal.”
Nah entah kenapa kata-kata itu muncul disetip selah waktu dan tertancap
dibenakku. Entah dari mana aku dapat kalimat itu.
Akan tetapi setelah aku resapi memang benar , dimana berawal dari
perjalanan ku berjuang demi mendapatkan beasiswa kesalah satu kampus negeri
yang ada di kota medan. Awalnya sangat tak terbanyang sekali kalaulah aku
bisa jebol di salah satu perguruan tinggi negeri, yang terbayang saat itu
adalah bagaimana aku bisa terus melanjutkan pendidikanku ke jenjang perguruan
tinggi dengan cara yang berbeda itu moto aku diwaktu itu.
Dan tak pernah disangka-sangka akhirnya allah menjawab do’a dengan
cara-Nya yaitu dengan aku lulus diterima di perguruan tinggi lewat jalur
undangan yaitu PMP yang ada di sekolah.dan bukan hanya itu jadi bagi siswa yang
lulus di jalur undangan terkhusus di daerah LabuhanBatu, daerah kelahiran saya
itu mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten (PEMKAB). Nah segalah upaya
persyaratan dan daftar ulang sudah di fixs kan akhirnya tibahlah panggilan bagi
setiap siswa yang mendapatkan beasiswa di gedung aulah Asrama Haji di Rantau Perapat
kabupaten labuahan batu, setelah acara demi acara telah selesai, jadi waktu itu
memang aku bersama ibu aku sangat telat sekali perginya dan sesampainya disana
acara da hampir selesai. Dan tak disangkah sangkah dipenghujung acara ternyata
ada undian bisa dibilang door pras dan waktu itu undiannya berhadiahkan
“laptop” sebanyak 15 unit nah, dibenak ku sangat mustahil untuk mendapatkannya.
Tak terlebih lagi dari 399 peserta penerima beasiswa waullahualam, dan
saat-saat yang ditunggu oleh para peserta penerima beasiswa yaitu undian dengan
hadiah 15 unit laptoppun tiba. Nomor demi nomor saat itu telah dipanggil dan
mendapatkan undian itu, dan ketika itu dipanggillah urutan ke sepulu (10) di
urutan ini saya da tidak berharapkan lagi pada saat itu. Dan nomor demi nomor
terus dipanggil dan mendekati 15 yaitu urutan nomor terakhir undian itu, dan
saat itu yang ada di benak pikiranku kalaulah saja di urutan 5 nomor terakhir
salah satunya itu nomor urut aku pastikah amat sangat bahagianya aku bisa buat
ibu yang aku ajak saat itu bahagia.
Dan pada akhirnya nomor terakhir yaitu no 15 pun di bilang nomor
terakhir yang menjadi harapan bagi semua peserta, ketika disebutkan nomor urut
itu tiba-tiba lampu padam dan listrikpun padam total dan semua orang semangkin
peasaran nomor urut berapa yang dibilang oleh pak Bupati itu. Suasana semangkin
mencekam selepas itu akhirnya listrik pun kembali hidup dan microphonepun
bersuara dan nomor urut berapa yang disebutkan?? Tentu sobat penasarankan aku
juga, dan tak disangkah-sangkah nomor urut itu adalah nomor urut aku masyha
allah, rasa gembira bercampur sedih kurasakan. Nah disini lagi-lagi “Allah
menunjukan kebesaran-Nya. “Tak ada kata dan kalimat disetiap do’a-do’a kita
yang tak pernah di jabah oleh Allah”. “Allah menunjukan jalan dan dengan
cara-Nya Sendiri kita tak satupun yang mengetahuinya”. Alhamdulillah pada saat
itu aku buat bangga ibu aku, trimakasih ya Allah.
Akan tetapi semua ini awal dari perjuangan aku. Masih banyak lagi
hal yang akan aku hadapi di kota dimana aku bejuang menuntut ilmu dan berniat
suksek di kemudian hari.Dan hatiku berkata walaupun aku menerima beasiswa tapi
aku tidak boleh mengharapkannya lebih dan aku arus bisa mandiri dan tidak
terlalu menyusakan orang tua.
Bermula kepergian pertama aku dari kampung kelahiranku menuju kota
medan dimana ku kan menempuh perjuangan demi perjuangan. Dan menetaplah aku
satu bulan di medan. Bermula dari seorang supir becak sekaligus satpam komplek
ICON 3 pada saat itu menawarkan kepada saya kerjaan dan sempat juga dalam hati
bertanya-tanya pekerjaan apa ini ya kira-kira. Pada akhirnya bapak itu
menawarkan kepadaku kerja jadi door smeer di salah satu usaha ibu aceh. Nah
saat itu terlintas di pikiran aku “ah,, man door smeer nya ndak papa lah
berhubung belum masuk kuliah trimah sajalah hitung-hitung tambah uang jajan
nanti’’. Itulah perkataan hati aku dan akupun mau kerja ditempat itu. Dan pada
saat itu aku tidak sendirian dan ada seorang kakak senior aku dari kampung yang
kebetulan sama kuliahnya dan satu jurusan. Kakak senior itu sudah semester 2
waktu itu dan dia rupanya sudah ditawarkan kerja door smeer waktu itu, yang
menjadi pertanyaannya saat itu dia kuliah pagi pulang siang dan paginya
siapa yang jaga door smeer?,, dan akhirnya akupun mengambil kesimpulan kubilang
sama kakak itu kebetulan kan aku belum masuk nih kuliahnya, jadi pagi sampai
sore itu aku yang jaga door smeer dan sorenya setelah kakak itu pulang baru
bareng-bareng deh kerjainya.
Keesokan harinya pigilah aku ketempat ibu aceh itu, aku sangat
bersemangat sekali pada waktu itu, dan sesampaiya disana disambutlah dengan
hangat dengan perkataan “oh,, ini yang mau kerja ya pak ucok” setelah
perkenalan dan dipanggillah aku “ADI” sama ibu aceh yang punya nama buk
DARMIATI. Dan langsung ibu itu bilang lagi “ sudah makan adi, kalau belum makan
aja dulu ndak papa kok”. Dan akhirnya cucian kreta pertama masuk dan disitu ibu
ndak ada tanyak apa-apa terus aku kerjai aja kreta itu ku cuci dan ku kasih kit
sampai mengkilat dan ibu itu akhirnya bertanya kepadaku, sebelumnya sudah
pernah kerja door smeer adi?? Lalu aku jawab ia buk sebelumnya aku da pernah
nyuci kreta di rumah.
Singkat cerita setelah mengenal satu sama-lain terhadap ibu aceh.
Dan ndak tau dari maa asalnya kami aku sama kakak senior, diajaknya cerita sama
ibu itu. Ayooo tebak kami cerita apaaa??? Penasaran toh,, jangan kemana-mana
lanjut cerita. Dan rupanya kami di ajaknya cerita tentang kehidupan ibu di masa
lampau yang amat sangat berkesan dan mengharuhkan buat kami dan buat setiap
orang yang mendengarkan. Kami sangat terharu mendengarnya. Selepas keharuan
kami tapi kami mengambil keputusan untuk terus mendukung dan menyemangati ibu
dar, singkat cerita lagi kami dipanggil lagi dan duduk lah kami bertiga
aku,kakak senior, dan ibu, apa yang kami bicarakan???,, ternyata kami
membicarakan tentang usaha yang akan mau dibuat dan disitu akhirnya kami aku
dan kak is, ups sorry kakak senior itu namanya Iis Suyanto. Pada akhirnya kami
memilih buka laundry awalnya iseng-iseng doang berjalan satu minggu akhirnya ibu
menyetujuinya, dan alat dan bahan telah dibeli dan di siapkan satu dan yang
lain. Hari pertama buka sangat sepi sekali, ah mungkin masih hari pertama dalam
hatiku berkata. Dan hari kedua dan berjalan satu minggu sangat amat banyak ini
cucian yang masuk, gimana mau ndak ramai orang kami buat satu kilonya itu 4000.
Nah raya jenuh bercampur semangat juga harus
Akhirnya kami kerjai, kami cuci,kami setrika dan kami antar bagi
yang mita antar jemput. Dalam hati yang amat sangat kecil berkata semua ini
butuh perjuangan dan penyemangat waktu itu hanyalah seorang ibu dan ayah aku di
kampung. Dan singkat cerita berjalan sudah satu bulan kami ngerjai bersama-sama
door smeer dan laundry.
Tibalah hari pertamah aku masuk kuliah, sangat biasa saja dihari
pertama dan tempat singgahan pertama aku waktu itu adalah MUSHOLAH POLMED dan
sekarang menjadi tempat aku mendalami ilmu tentang islam,organisasi dan
bersahabat dengan orang-orang hebat didalamnya. Dan ku berjumpa wajah-wajah
baru disetiap aku jalan kelorong-lorong dimana lorong ini yang bakalan aku
lewati setiap harinya nanti. Dan yang lebih hebatnya dihari pertama aku masuk
kuliah aku membawa sebuah risol dan untuk di jual dikampus masyha allah.
Awalnya aku malu jujur dan akhirnya aku niatkan untuk tidak ada malu dan berjuang
walau pahit pada awalnya.
Setelah satu bulan,dua bulan dan bahkan setengah semester telah
aku lewati dan alhamdulillah Allah memberikan jalan pada saat itu aku tidak ada
minta satu peselpun terhadap orang tua aku. Dan semua itu kami jalani dengan berkenambungan
antara kerja dengan kuliah dan alhamdulllah nilai kuliah ndak jelek-jelek amat
pada saat itu semester 1 aku mendapatkan ip 2,84. Lalu terbesit dibenak aku,
aku kurang puas dengan nilai aku dan aku ingin menambah ip aku dan harus
mencapai target ipk 3 pada saat itu.
dan pada saat itu aku telah lama kenal ibu darmiati selaku pemilik
kediaman yang kami bekerja dengannya disaaat itu dan singkat cerita lsemangkin
lama kami kenal erat dengan ibu dar, dan ibu yang awalnya bukan siapa-siapa
kini kami anggap sebai ibu kami sendiri di kota medan ini kota perantauan kami.
Ibu yang dimata kami sangat baik, sangat gigih dalam hidup ini
setelah jatuh hingga paling bawah dan ia masih sanggup berdiri tegak dan
menghidupi anak-anaknya hingga kini menuai keberhasilan dibidang kedokteran.
Ibu yang selalu bikin kami menambah pengalaman,membuat kami
mengenal, mengerti apa arti hidup sebenarnya. Mengajarkan kami disaat kita
diatas dan ketika kita di bawah. Sunggu sesosok ibu yang awalnya bukan
siapa-siapa kami dan pada akhirnya pada saat ini kami menjadi keluarga yang
saling melengkapi satu sama lain, perjalananku sangat penuh akan kesan.
Bagaimana tidak susah senang sudah kami rasakan sama-sama. Dan tak terbayang
kan ibu yang sangat gigih itu menempatkannya kami untuk tinggal dikediaman
beliau membangun usaha bersama dengan beliau, disini menambah sangat kesan
perjuangan saya dimana tidak!! Sebab semua aku rasakan bersama
kekurangan,kelebihan,canda tawa, sedih senang dan bahkan sampai aku anggap ibu
dar sebagai sesosok orang yang tangguh dengan kesendiriannya setelah kepergian
sang suami ia menghidupi dan menguliakan 3 orang anak perempuan kejenjang s2
kedokteran masyha allah muliakanlah ibu dar Ya Allah dengan kesanggupannya
berjuang demi anak-anaknya.
Semua ini belum selesai cerita ini masi berlanjut. Saat ini aku
semester 4 dan akhirnya pada saat aku semester 2-3 alhamdulillah aku
mendapatkan ipk 3, alhamdulillah lagi-lagi Allah menunjukan kebesarannya dan
juga sebentar lagi akan menjalani begitu banyak akan hal yang aku hadapi,
selama satu tahun yang akan datang. Aku masih seperti dulu masih tinggal di
kediaman buk darmiati dimana kebaikan beliau lagi-lgi aku berkesan dan bangga
kepada beliau. Beliau sangat banyak membantu aku hingga sampai semester 4 ini
hingga setahun lagi aku akan selesai, aku masih di tempat yang sama tinggal
dengan beliau anak-anak beliau dengan tidak sama sekali aku bayar sepeselpun di
tempat kediaman beliau. Lagi-lagi Allah memberikan Kebesaran-Nya dimana diwaktu
itu Ibunda saya mengidap penyakit dan harus dioperasi sangat sedih mendengarnya
dan aku hanya bisa apa. Aku tak bisa berbuat apa-apa hanya saja setelah
pengobatan beliau di rumah sakit selesai aku dapat mengirimkan obat kepada
beliau melalui ibu darmiati lagi-lagi ibu darmiati membantu aku. Sangat banyak
jasa yang diberikan kepada buk dar kepada saya,Dan ijin kan saya setelah
berhasil nanti untuk tetap bisa melihatnya dan bersamanya membalas jasa-jasanya
ya Allah.
Semoga impian kecilku, dan proses impian besarku akan terwujud.
Perjalanan masih terhampar panjang. Masih banyak waktu dan berbagai masalah
menunggu di depan mata. Ku harus bisa menembus impian. Menembus batas. Menatap
dunia lebih dekat. Menyelami imajinasi mimi-mimpiku dan pikiran yang berfantasi
untuk mencapai puncak kesuksesan. Membahagiakan kedua orang tuaku. Karena
merekalah semangatku, merekalah pelindung jiwaku, saat relung hati ini terluka,
saat mata ini sendu oleh kesedihan. Tapi merekalah adalah pelipur lara yang
selalu memberikan kehangatan. Menyejukkan pikiran yang tengah kalut. Impianku
adalah impian keluargaku. Bagiku sebuah impian harus diperjuangkan, ia akan
menyala terang esok. Akan menerangi perjalananku, mengiringi jejak hidupku.
Suatu saat nanti, kisah ini akan menjadi guru terbaik bagi kehidupan, bagi keluargaku,
bagi mereka yang tertimpa duka dan putus asa. Karena hidup adalah perjuangan,
dan bagiamana kita bisa menjadi pejuang kehidupan, menyelami makna yang
tersimpan suci dan tersimbunyi didalamnya. Demi menembus mimpi-mimpi yang akan
terwujud nanti bila sudah tiba waktunya.
Artikel ini adalah kisah nyata yang aku alami dimana bagi setiap
orang tentu memiliki sebuah cerita dibalik perjuangannya, alangkah baiknya jika
semua itu membuat sobat berkesan jadikanlah dalam sebuah dokumen yang akan anda
buka dan lihat kembali, so jangan menyerah ia sobat jadikan pengalamanmu adalah
perjuangan dan pelajaran untuk menggapai masa depan bersama impianmu. dan
ketika engkau jatuh, gagal jangan takut hadapi kegagalan itu berusahalah terus
bangkit karena kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan.
0 comments:
Post a Comment